Home » » Renungan Harian Air Hidup

Renungan Harian Air Hidup

Written By Unknown on Jumat, 08 Agustus 2014 | 09.34

















 SERI UTUSAN TUHAN: Seorang yang Berdoa (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Agustus 2014

Baca:  Mazmur 141:1-10

"Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang."  Mazmur 141:2

Alkitab menyatakan:  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  (Lukas 16:10).  Ketaatan pun harus dimulai dari perkara-perkara kecil dan sederhana.

     Ketaatan dasar yang harus kita bangun agar kita dapat hidup dalam ketaatan di segala aspek adalah hal berdoa.  Ada banyak orang Kristen, bahkan tidak sedikit dari mereka yang sudah berstatus pelayan Tuhan, masih saja menganggap remeh dan mengabaikan jam-jam doa.  Mereka berpikir bahwa menghadiri ibadah dan terlibat dalam pelayanan itu sudah lebih dari cukup, berdoa seperlunya saja.  Benarkah demikian?  Nasihat Paulus,  "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,"  (Efesus 6:18).  Rasul Paulus perlu sekali mengingatkan ini, karena ia paham betul bahwa manusia umumnya memiliki sifat malas, terutama sekali malas untuk berdoa.  "...roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).  Karena itu kita perlu diperingatkan dengan keras agar kita selalu berjaga-jaga dan berdoa setiap waktu.  Artinya kita harus selalu berdoa dengan tiada putus-putusnya, dengan tidak jemu-jemu di segala situasi.  Ketahuilah,  "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang."  (Roma 13:12a) dan di depan kita ada banyak sekali tantangan karena kita hidup menjelang akhir zaman.  Adalah berbahaya sekali jika kita sampai tertidur secara rohani, sementara Iblis sedang giat-giatnya melancarkan serangannya  (1 Petrus 5:8).  Maka saat berdoa diibaratkan kita sedang membangun menara dan kubu pertahanan yang kokoh, sehingga musuh yaitu si Iblis tidak dapat menembusnya;  saat kita tekun berdoa Tuhan  "...menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh."  (Mazmur 61:4).

     Berdoa adalah kunci keberhasilan utusan Tuhan, yaitu doa yang bukan sebatas rutinitas dan kewajiban semata, tapi didasari oleh kerinduan mendalam untuk berjumpa dengan Tuhan dan melibatkan Dia di segala aspek kehidupan kita.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar