Written By Unknown on Kamis, 07 Agustus 2014 | 02.34














Yoyakim membakar tulisan firman Allah yang ditulis Yeremia. Hanya tiga orang saja yang berusaha melarang raja untuk tidak membakar gulungan kitab itu. Kondisi ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada sensitivitas terhadap dosa di antara kaum Yehuda. Tindakan Yoyakim menunjukan bahwa dirinya menentang Allah dan tidak peduli terhadap teguran Tuhan, bahkan Yoyakim berniat untuk menangkap Yeremia dan Barukh, tetapi Allah menyembunyikan mereka.

Apakah dengan membakar gulungan kitab, Yoyakim dapat membatalkan firman Allah atau menghancurkan firman Allah? Sama sekali tidak! Manusia dapat memusnahkan gulungan kitab, tetapi tidak dapat memusnahkan firman Allah. Allah memerintahkan Yeremia untuk menuliskan kembali firman-Nya itu dalam gulungan kitab yang lain. Dalam gulungan kitab yang baru, Allah menyampaikan bahwa kebanggaan takhta kerajaan Yoyakim akan dimusnahkan Tuhan dengan cara: tidak ada keturunan Yoyakim yang akan duduk di atas tahta Daud.

Yoyakim bukanlah orang yang pertama dan terakhir melakukan pemusnahan firman Allah. Ada begitu banyak usaha untuk memusnahkan Alkitab dan kekristenan di sepanjang sejarah gereja. Akan tetapi, kelangsungan firman Allah ditopang oleh Allah sendiri seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 24:35 “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” 1 Petrus 1:25 “tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya”.

Sampai saat ini, Alkitab terus diterjemahkan dalam berbagai bahasa suku agar firman Allah bukan hanya bisa dibaca oleh orang-orang di kota, tetapi juga oleh orang-orang di daerah pedalaman. Jikalau bukan Tuhan yang menopang, tidak mungkin hal itu dapat berlangsung terus- menerus. Terpujilah nama Tuhan!
Amen
Tuhan Yesus Memnerkati kita,,,
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar